Bagaimana mengatasi Phobia dokter pada anak??
Awalnya mengeluhkan perut yang sakit. Kami pikir keluhan
tersebut hanya sebagai alasan ara untuk mencari perhatian ayah dan bundanya
yang mulai sibuk mengurusi si kecil khai. Keluhan itu dia rasakan hilang
timbul. Kami mulai perhatian ketika ara mulai mengeluhkan sakit yang belebih.
Akhirnya kami bawa ke klinik rujukan BPJS dekat rumah di karawaci.
Saat ara mengalami sakit perut kondisinya jadi sulit makan
dan mengeluhkan sakit saat menelan dan lebih mudah muntah. Ara memiliki phobia
berlebih ketika bertemu dokter. Hingga saat kami bawa klinik ara sudah menangis
apalagi saat ara mulai direbahkan di tempat tidur periksa.
Akhirnya sang dokter belum sempat memeriksa dan ara
diberikan resep obat untuk diminumkan. Kesimpulan sementara ara mengalami masuk
angin...?!! diberi resep omedom dan antasida. Setelah berjalan 2 hari ara sudah
membaik walau kadang keluhan sakit perutnya masih dirasa.
Tidak lama setelah itu kami sekeluarga berkunjung kerumah
mbah nya di Pamulang. Sakit ara makin tidak ia rasakan. Karena di rumah mbah
nya lebih banyak bergerak dan bermain
dengan beberapa sepupu dan om om nya yang masih sepantaran dengannya....Ara
kalau sudah bermain lupa waktu...Ara anak yang aktif. Ketika sedang bermain
tentu saja dia menjadi pusat perhatian.
Selama di Pamulang
ara terlihat baik baik saja. Justru adiknya khai yang batuk pilek belum kunjung
sembuh. Konsentrasi kami akhirnya ditujukan ke adiknya Ara. Hari demi hari
terlewati. Keceriaan ara mulai bungkam ketika ia mulai mengeluhkan sakit pada
perutnya. Awalnya hanya sakit. Menjalar tidak mau makan. Tidak mau minum .
hingga malam hari tiba. Ara mulai demam. Wajahnya yang sayu membuat kami
khawatir apalagi ara hanya tidur saja. Bangun hanya mengeluhkan perutnya yang
sakit sambil menangis.
Malam itu kami bawa ara ke RS Buah Hati Kedaung. Kami
periksakan ara ke dokter IGD. Tapi ya begitu lemes tapi kalau ketemu dokter
tenaga nya jadi 3x lipet....dokter IGD meminta kami untuk memeriksakan darah
ara. Malam yang sunyi berubah riuh ketika ara diambil darahnya. Beberapa kali
tusukan suster yang gagal mengambil darah ara menjadi pemicu utama. Sampai
akhirnya ara hanya diambil darah dari ujung jarinya.
Menunggu sekitar 30 menit di RS Buah Hati. Hasil pun keluar
dan kami beri hasil itu ke doter IGD. Setelah membaca dokter IGD menyarakan ara
untuk di rawat dan diperiksa lebih lanjut. Alasannya karena LEUKOSIT ara
mencapai 19.3 ....dokter menyarankan kami untuk mencari rumah sakit yang lebih
besar yang memiliki perlengkapan yang lebih lengkap. Akhirnya kami pilih RSU
SILOAM Karawaci.
Malam itu kami bawa pulang terlebih dahulu. Sambil
menyiapkan peralatan dan sebagainya. Kami berdiskusi jalan terbaik untuk
membawa ara ke RSU Siloam. Saya mencoba menghubungi seorang kawan yang bertugas
di IGD RSU Siloam. Kami meminta saran untuk ara yang sedang mengalami hal ini.
Apakah kondisi ara harus segera dibwa kerumah sakit atau bisa di tunda esok
pagi?! Ini pertanyaan bundanya ara yang kebingungan memikirkan 2 anaknya yang
dalam kondisi tidak fit...kalau di bawa malam kasihan dengan khai.
Akhirnya beliau memberikan jawaban. “Tidak apa ara di bawa
esok pagi. Asal ara mau banyak minum. Karena yang di khawatirkan dari kondisi
ara adalah dehidrasi. Jadi selama masih bisa minum banyak. Kondisinya akan baik
baik saja. Dan bisa di bawa esok pagi...!” ini menjadi solusi kami pada malam
itu. Ara kami minta untuk banyak minum. Dia menuruti yang kami minta dan
akhirnya di tidur pulas. Malam itu sudah menunjukan pukul 01.15 wib. Kami
mencium bawa tak sedap di dalam kamar. Ternyata ara PUP di dalam pampersnya. Menjelang
bangun di pagi hari pukul. 6 ternyata ara PUP untuk keduakalinya.
Setelah PUP yang kedua kalinya kondisi ara berangsur baik. Sudah
mulai bicara dan bangun dari tempat tidur. Kami saat itu bersiap merapihkan
semua pakaian yang ingin dibawa pulang. Sebelum dibawa kerumah sakit Siloam
kami pulang terlebih dahulu ke rumah di karawaci. Saat pulang aktifitas ara
semakin baik. Bicaranya sudah makin aktif. Sempat terfikir untuk membatalkan
renacana untuk membawa ara ke rumah sakit.
Akhirnya kami bawa terlebih dahulu ara ke klinik rujukan
BPJS kami. Disana kami berharap bisa mendapatkan pencerahan dan pemeriksaan
ulang mengenai kondisi ara. Tapi lagi dan lagi, ara sedang tidak bersahabat
dengan dokter. Pemeriksaan yang kami harapkan tidak terkabul. Akhirnya kami
bawa ara ke RSU Siloam.
Akhirnya Ara di rawat di RSU Siloam, secara garis besar
kondisi ara tidak menghawatirkan. Namun butuh pemeriksaan lebih lanjut. Ara di
diagnosa Infeksi saluran Kemih (ISK). Yang menjadi tantangan terberat selamat
perawatan adalah Phobia Dokter...setiap kali didatangi perawat atau dokter, ara
selalu menjerit menangis sekencangnya dan sulit di diamkan.
INI menjadi PR buat kami berikutnyaaaa....
Ara beransur pulih dan Bawel lagi.....
Comments
Post a Comment
TERIMA KASIH