senyum

ibu yang berdiri di bawah pohon itu  tersenyum sehingga giginya yang putih terlihat jelas. Bapak tua itu bersiul sambil tersenyum sehingga langkahnya melewati trotoar tak lagi lelah.

Si kecil juga tersenyum, ia pandangi wajah ibunya yang sedang tersenyum dibawah pohon sambil memeluknya erat dirinya. si bapak tersenyum karena ia merasa bahagia karena anak dan istrinya yang berada dibawah pohon sana sedang tersenyum. semua senyum itu menjadi sebuah senyumku betapa indahnya senyum tulus mereka.

mereka bukanlah keluarga yang berada diatas segalanya. mereka hanyalah tuna wisma yang tinggal dibawah pohon rindang dengan rasa senang.

senyum mereka tak keluhkan betapa jakarta telah ikut menyiksa mereka. wajah jakarta yang mengkerut tak bisa goyahkan betapa indah senyum mereka. 

hei...perhatikan lagi senyum mereka, senangnya bisa melihat senyum itu. mereka tak punya apa-apa tapi mereka bisa merasa bahagia.

tidak seperti kita yang kadang tak pandai bersyukur hingga keluh merajai jiwa kita. hilang senyum dan bahagiapun tak ada.

lihatlah sekecil berjalan terbata-bata dan memeluk pungung ayahnya, ia rekatkan kedua tangannya dan mengikat keras di perut ayah nya. 

sungguh senyum itu rekahkan jiwa, dan telah menghantam keras dikedua bagian dada.

kenapa kita tak bisa tersenyum seperti meraka.



Comments

Popular Posts